Gus Dur: Usulkan Pembubaran MUI
Mei 16, 2008 in ARTIKEL
Tag:Gus Dur, Pembubaran, PHOTO
Jakarta, (Analisa)
Mantan Presiden RI, KH Abdurrahman Wahid yang populer dengan panggilan Gus Dur, di Jakarta, Minggu (30/12), menyorot kritis kiprah Majelis Ulama Indonesia yang menurutnya antara lain suka membuat fatwa sesat, sehingga ia mengusulkan pembubaran atas lembaga itu.
“Jadi bubarkan Majelis Ulama Islam (MUI). Dia bukan satu-satunya lembaga ‘kok’. Masih banyak lembaga lain seperti Nahdatul Ulama (NU), Muhammadiyah. Jadi jangan gegabah keluarkan pendapat,” tandasnya.
Dalam kesempatan menyampaikan pemikirannya itu sehubungan dengan orasi akhir tahun tersebut, Gus Dur tak tanggung-tanggung juga berpendapat, organisasi ulama ini sudah terbiasa mengeluarkan fatwa secara serampangan ini, terutama terkait dengan fatwa soal aliran sesat.
“Makanya MUI ‘bubarin’ sajalah kalau caranya begini. MUI ‘khan hanya satu dari sekian ormas Islam. Oleh karena itu jangan gegabah mengeluarkan pendapat. Karena hal itu bisa membuat kesalahpahaman semakin melebar,” tandasnya.
Bagi Gus Dur, sikap (MUI) tersebut ikut memicu timbulnya radikalisme dan fundametalisme di Indonesia.
“Beberapa waktu lalu, Sekjen MUI Ikhwan Syam mengatakan, MUI ‘khan tugasnya bikin fatwa. Pendapat tersebut saya bantah,” ujar Gus Dur.
Gus Dur yang juga Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, lalu menunjuk contoh dalam kasus Ahmadiyah.
Sebaiknya, menurut Gus Dur, MUI tidak menggunakan kata sesat, karena Undang Undang Dasar (UUD) telah mengatur kebebasan berbicara dan kemerdekaan berpendapat.
“Kita bukan negara Islam tapi nasionalis,” tandasnya lagi.
Sejumlah tokoh hadir pada acara yang dimulai sekitar pukul jam 13.00 WIB ini, antara lain Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Soetrisno Bachir, Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar (juga Ketua Umum DPP PKB), dan Ketua Komisi Yudisial (KY), Busyro Muqodas, Agum Gumelar. (Ant)
::Artikel Terfavorit::
- Kita memang yg melindungi Noordin M. Top
- FATWA MUI TENTANG YOGA
- Info Tentang Fatwa MUI 2009
- [kompas.com]NU Cueki Fatwa MUI
- Survei TII: MUI Sering Disuap
- 9 Cara Jitu Menghina Nabi, Ajaran dan Umatnya SEKALIGUS!
- Gagalnya ideologi kekerasan dalam Islam
- "Umat Islam Harus Berhenti dari Teologi Maut"
- Mereka Bukan Syuhada
- Cerita 'Cak Nun' dengan Imam Mesjid Ahmadiyah di Berlin
::Poling::
::Banner::
::Banner::
::Link Terfavorit::
- Tidak ada
::From Habib Hasan::
Sejak 15 Mei 2008
- 132.692 Pengunjung
::Komentar Terbaru::
NN pada Kasus Tawuran Anggota FPI dan… James pada Kasus Tawuran Anggota FPI dan… Sholehudin Qodri pada BUBARKAN MUI!!! Abdul azfar al jawar… pada MUI Ditunggangi Islam Rad… Alfaqir pada FATWA MUI TENTANG YOGA simon maitreya pada Khotbah Yang Mencoreng Citra I… Nizar pada Info Tentang Fatwa MUI 20… jenggot untuk mesum pada Khotbah Yang Mencoreng Citra I… manaf666 pada Kita memang yg melindungi Noor… manaf666 pada Kita memang yg melindungi Noor… FATWA MUI TENTANG YO… pada FATWA MUI TENTANG YOGA mulyadi pada 9 Cara Jitu Menghina Nabi, Aja… MartiR pada 9 Cara Jitu Menghina Nabi, Aja… MartiR pada 9 Cara Jitu Menghina Nabi, Aja… MartiR pada 9 Cara Jitu Menghina Nabi, Aja… ::Tag::
1 2 Adnan Agama Ahmadiyah ali amrozi Analisa bali BERBOHONG Berdarah bom Bunker Buyung Diskriminasi DPR eksekusi Fakta Fatwa fpi gufron Gus Dur imam Indonesia Islam islamiyah jamaah Keagamaan Kecewa Kekerasan Komando korupsi kuningan Laskar legian LIMA Massa Mati Mimbar Bebas Monas MUI muklas MUNARMAN Nono Anwar Makarim nu pancasila Panglima Pasal PBR Pelurusan Pembubaran pemimpin Penodaan PHOTO Politik PPP protes Radikal riziek RIZIEQ samudra SCTV Sejarah SHOLAT sidang SKB Surat Syariat TAKIAH Tanggung Jawab TAYANGAN teroris Tragedi UUD 1945 WAKTUAdm.
Mei 16, 2008 at 6:37 pm
gus dur sendiri yang jelas banget otoriter dan penuh nepotisme… apa bisa dibilang nasionalis?
Februari 13, 2013 at 5:41 am
Pada tahun kesepuluh Hijriah, Nabi Muhammad SAW
menerima surat dari seseorang yang mengaku jadi
nabi. Namanya Musailamah bin Habib, petinggi Bani
Hanifah, salah satu suku Arab yang menguasai
hampir seluruh kawasan Yamamah (sekarang sekitar
Al-Riyad). Dalam suratnya, Musailamah berujar: “Dari
Musailamah, utusan Allah, untuk Muhammad, utusan
Allah. Saya adalah partner Anda dalam kenabian.
Separuh bumi semestinya menjadi wilayah
kekuasaanku, dan separuhnya yang lain
kekuasaanmu….”
Seperti dituturkan ahli tafsir dan sejarawan muslim
terkemuka pada abad ketiga Hijriah, Imam Ibn Jarir
Al-Tabari (838-923), dalam kitabnya Tarikh al-Rusul
wa al-Muluk (Sejarah Para Rasul dan Raja) atau yang
dikenal sebagai Tarikh al-Tabari, Musailamah
bukanlah sosok yang sepenuhnya asing bagi Nabi.
Beberapa bulan sebelum berkirim surat, Musailamah
ikut dalam delegasi dari Yamamah yang menemui
beliau di Madinah dan bersaksi atas kerasulannya.
Delegasi inilah yang kemudian membawa Islam ke
wilayah asal mereka dan membangun masjid di sana.
Menerima surat dari Musailamah yang mengaku nabi,
Rasul tidak lantas memaksanya menyatakan diri
keluar dari Islam dan mendirikan agama baru,
apalagi memeranginya. Padahal gampang saja kalau
beliau mau, karena saat itu kekuatan kaum muslim di
Madinah nyaris tak tertandingi. Mekah saja, yang
tadinya menjadi markas para musuh bebuyutan Nabi,
jatuh ke pelukan Islam. Yang dilakukan Rasul
hanyalah mengirim surat balasan ke Musailamah:
“Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah dan
Pengasih. Dari Muhammad, utusan Allah, ke
Musailamah sang pendusta (al-kazzab). Bumi
seluruhnya milik Allah. Allah menganugerahkannya
kepada hamba-Nya yang Dia kehendaki. Keselamatan
hanyalah bagi mereka yang berada di jalan yang
lurus.” Rasul menempuh dakwah dengan cara
persuasi dan bukan cara kekerasan. Musailamah
memang dikutuk sebagai al-Kazzab, tapi
keberadaannya tidak dimusnahkan.
Namun, setelah Nabi wafat, ceritanya jadi lain. Umat
Islam yang masih shocked karena ditinggal
pemimpinnya berada dalam ancaman disintegrasi.
Sejumlah suku Arab menyatakan memisahkan diri
dari komunitas Islam di bawah pimpinan khalifah
pertama, Abu Bakr al-Shiddiq. Sebagian dari mereka
mengangkat nabi baru sebagai pemimpin untuk
kelompok mereka sendiri. Musailamah dan sejumlah
nabi palsu lain, seperti Al-Aswad dari Yaman dan
Tulaikhah bin Khuwailid dari Bani As’ad, menyatakan
menolak membayar zakat, suatu tindakan yang pada
masa itu melambangkan pembangkangan terhadap
pemerintah pusat di Madinah. Abu Bakr lalu
melancarkan ekspedisi militer untuk menumpas
gerakan pemurtadan oleh para nabi palsu tersebut,
yang menurut dia telah merongrong kedaulatan
khalifah dan membahayakan kesatuan umat. Perang
Abu Bakr ini dikenal sebagai “perang melawan
kemurtadan (hurub al-ridda).”
Tampaknya, “perang melawan kemurtadan” inilah
yang diadopsi begitu saja oleh para pelaku kekerasan
terhadap Ahmadiyah tanpa disertai pemahaman yang
mumpuni terhadap duduk perkaranya. Penyerangan
brutal di Banten minggu lalu, yang menewaskan tiga
warga Ahmadiyah, secara luas memang telah dikecam
bahkan oleh banyak kalangan muslim sendiri, entah
dengan alasan menodai citra Islam yang damai,
merusak kerukunan beragama, atau melanggar hak
asasi kaum minoritas. Tapi bagi para pelaku
penyerangan dan yang membenarkannya, seperti FPI,
apa yang mereka lakukan semata-mata demi
membela Islam dari noda pemurtadan. Jemaah
Ahmadiyah dianggap telah murtad karena mengakui
Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi, dan karena itu
mesti dikeluarkan secara paksa dari Islam.
Ironisnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Menteri
Agama, dan pihak-pihak yang mengaku tidak
menyetujui anarkisme terhadap Ahmadiyah, yang
terus memaksa agar Ahmadiyah menjadi agama baru
di luar Islam, sebenarnya juga memakai pendekatan
“perang melawan kemurtadan” secara gegabah.
Dalam hal ini, perbedaan MUI dan Menteri Agama
dengan kaum penyerang Ahmadiyah hanya terletak
dalam hal metode, tapi tidak dalam tujuan. Saya
sebut ironis karena majelis ulama, yang berlabel
“Indonesia” di belakang, ternyata merubuhkan prinsip
kebinekaan Indonesia. Ironis karena seorang menteri
yang merupakan hasil pemilu demokratis ternyata
mempunyai pandangan yang melenceng dari
konstitusi demokratis yang menjamin hak setiap
warga menjalankan agama sesuai dengan
keyakinannya. Yang paling ironis, Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono membiarkan saja semua itu
terjadi.
Lepas dari itu, kalau kita tinjau dari sudut doktrin dan
sejarah Islam pun, pemakaian kerangka “perang
melawan pemurtadan” untuk menyikapi Ahmadiyah
sejatinya sama sekali tak berdasar. Patut diingat,
sebutan “perang melawan kemurtadan” bukanlah
kreasi Abu Bakr sendiri, melainkan penamaan
belakangan dari para sejarawan muslim. Disebut
demikian barangkali karena yang diperangi saat itu
memang arus pemurtadan yang terkait dengan
munculnya sejumlah nabi palsu. Dan gerakan nabi
palsu pada masa itu berjalin berkelindan dengan
upaya menggembosi kedaulatan kekhalifahan.
Penolakan membayar zakat bukan hanya pelanggaran
terhadap rukun Islam, tapi juga sebentuk aksi makar.
Ini karena, berbeda dengan ibadah salat yang hanya
melulu menyangkut hubungan hamba dan Tuhannya,
urusan zakat berkaitan dengan negara. Tambahan
pula, para nabi palsu tersebut juga membangun
kekuatan militernya sendiri. Musailamah, misalnya,
menggalang tidak kurang dari 40 ribu anggota
pasukan untuk melawan pasukan muslim dalam
perang Yamamah, sampai-sampai armada muslim di
bawah Khalid bin Walid sempat kewalahan pada
awalnya.
Karena itu, perang Abu Bakr melawan kemurtadan
mesti dibaca sebagai sebuah tindakan yang lebih
bersifat politis ketimbang teologis, yakni berhubungan
dengan penumpasan terhadap kelompok
pemberontak.
Karena itu, “perang melawan kemurtadan” versi
khalifah Abu Bakr tidak bisa begitu saja diterapkan
dalam konteks Indonesia sekarang. Taruhlah memang
jemaah Ahmadiyah telah murtad karena
mempercayai Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi.
Tapi bukankah sejauh ini mereka belum pernah
membangun kekuatan militer untuk merongrong
umat Islam dan pemerintahan yang sah seperti
Musailamah pada masa khalifah Abu Bakr? Bukankah
sejauh ini warga Ahmadiyah hanya menuntut untuk
diberi ruang menjalankan ibadah sesuai dengan
keyakinannya? Kalau memang begitu, apakah tidak
keliru kalau mereka diperlakukan seperti para
pemberontak?
Ditinjau dari perspektif kaidah fiqh “hukum berporos
pada alasan”, gerakan pemurtadan oleh para nabi
palsu pada masa Abu Bakr memang wajib diperangi,
karena saat itu kemurtadan identik dengan
pemberontakan yang mengancam kedaulatan khalifah
dan integrasi umat. Adapun kalau sekadar murtad
saja tanpa dibarengi pemberontakan, hukum yang
berlaku tentu tidak sama. Pada titik inilah kita bisa
mengacu pada peristiwa korespondensi antara Nabi
Muhammad dan Musailamah seperti saya paparkan di
awal tulisan.
Di sinilah pemahaman tentang metodologi hukum
Islam mutlak diperlukan dalam melihat pokok
soalnya. Tanpa pengetahuan yang mumpuni tentang
metodologi hukum Islam, keputusan yang muncul
dan tindakan yang diambil mungkin saja tampak
sesuai dengan ajaran syariat, tapi bisa jadi esensinya
bertentangan dengan maqashid al- syari’ah (tujuan-
tujuan syariat) yang lebih bersifat universal, seperti
perlindungan terhadap hak-hak dasar manusia.
Lagi pula, satu-satunya dalil Al-Quran tentang
kemurtadan sama sekali tidak menyeru kaum muslim
untuk memerangi kaum murtad semata-mata karena
kemurtadannya. Simaklah Surat Ali Imran ayat 90.
Ayat ini tidak menyinggung soal perlunya
menggunakan cara-cara kekerasan dan paksaan
terhadap si murtad, karena Tuhanlah yang akan
menjadi hakim atas perbuatannya di akhirat nanti.
Dalam kerangka Qurani semacam inilah kita bisa
mengerti kenapa Nabi tidak menghukum Musailamah,
yang tanpa tedeng aling-aling mengaku sebagai nabi.
Bukan karena beliau mendiamkannya–toh Nabi
melabelinya dengan gelar “Al-Kazzab”. Menurut saya,
nabi bersikap seperti itu karena, dalam Al-Quran,
hukuman terhadap si murtad memang sepenuhnya
menjadi hak prerogatif Allah SWT. Nabi Muhammad
hanyalah seorang manusia biasa yang bertugas
menyampaikan risalah Ilahi. Beliau bukan Tuhan
yang turun ke bumi. Itulah sebabnya Al-Quran
menegaskan tidak ada paksaan dalam agama.
Kalau Nabi saja demikian sikapnya, alangkah
lancangnya Front Pembela Islam (FPI), MUI, dan
Menteri Agama yang merasa punya hak untuk
mengambil alih wewenang Tuhan untuk mendaulat
diri mereka sebagai hakim atas orang-orang yang
dianggap murtad seperti terlihat dalam sikap mereka
terhadap jemaah Ahmadiyah. Di sinilah saya kira
umat Islam mesti memilih dalam bersikap, mau
mengikuti cara-cara FPI, MUI, dan Menteri Agama,
atau meneladani sikap Rasulullah.
Mei 17, 2008 at 1:43 am
ini namanya tirani minoritas, soalnya mayoritas umat islam percaya MUI, apakah karena minoritas ini lebih vokal?
Mei 18, 2008 at 5:50 am
Mestinya blog kyak begini dihapus aja dengan kesadaran sendiri. Jangan sampai kalau udah dihacking nanti ribut2 dengan tuduhan menindas kebebasan berapresiasi.. Ahmadiyah mestinya nyadar diri kalau mereka yang menyebabkan keresahan umat. Silahkan beragama, tapi jangan mengacak2 dan merusak agama orang lain.. Kalau uud 45 aja menimbulkan kehebohan apalagi kalau ada yg berani merubah agama?
Bebas ga berarti serba boleh, ada etikanya dong. Piss ah..
Mei 18, 2008 at 11:54 pm
Lha Gus Dur itu siapa? Mengaku pemimpin Islam, tetapi tingkah laku, visi dan misi dia sangat tidak menguntungkan Islam. PKB kacau balau dengan adanya dia, kebijakan NU membingungkan pengikut, menjadi dewan penasehat di Libforall.org yang dimana milik Zionis Yahudi (silahkan baca di http://www.libforall.org/ dan http://yossyrahadian.wordpress.com/2007/08/29/libforallcom-situs-zionis-berkedok-islam-berbahasa-indonesia/ )
GusDur dan antek-anteknya (termasuk Jaringan islam Liberal, Syafiq Mugni, Yeni Wahid, Abdul Munir Mulkhan, Ahmad Dani (Dewa19), dst) harus segera dilenyapkan dari muka bumi!
Mei 19, 2008 at 3:34 am
SETUJU…. selama fatwanya masih sering geblek begitu bubarin aja orang malah mengarah ke anarchis…. bukan cermin islam yg sebenarnya itu… dikit2 bakar… mana nuranimu… katanya umat islam welas asih, damai…. wah klo liat sekarang ini gmana gw ngeles klo ditanya orang non muslim eh… “aga ma lo kok gitu si…” padahal islam itu indah, damai, tapi karena ulah sebagian oknum malah jadi HANCUR….
maap klo kasar.. soalnya udah kesel bet…
thx for reading this
Mei 19, 2008 at 3:39 am
hmmm tambahan… gw ga nyalahin ada fatwa sesat ato tidak sesat…. gw nyalahin pelaku yg bertindak anarchis…. dan itu adalah ulah orang2 yang merasa diri paling benar… benarkah dia paling benar, benarkah gua paling benar, ngga ada… ngga ada yg paling bener adanya karena benar dan salah adalah relatif dmana nurani kita yg dipandu dengan akal sehat dan ditempa moril lingkungan yang menentukan.. dan cobalah tengok benarkah tindakan kita dihadapan mata hati kita itu…
Juli 10, 2011 at 3:15 am
JIL banget pemikiran anda… kalo semua semua relatif, terus agama anda apa? apakah tuhan itu juga relatif? mestinya pemikiran2 relatif seperti ini juga gak menyalahkan merekayang bertindak anarkis, karena menurut mereka yg bertindak anarkis, ke-anarkisannya- itu benar menurut mereka, kenapa anda protes?
Februari 13, 2013 at 5:02 am
pyn gag paham,,,,,,,,,,gag usah dijelasin percuma pemahanmu kyk anak sd
Mei 19, 2008 at 6:19 am
Liberal tapi tidak liberal
Liberal vs Islam
Jika ketemu dg ajaran Islam, liberal pasti bertentangan karena beda akidah (keyakinan). Sampai kiamat pun liberal tidak akan pernah ketemu dengan Islam.
Orang-orang yang berpikir liberal tidak meyakini:
1. Allah Maha Pengatur.Liberal hanya mengakui Allah sebagai Maha Pencipta,sedangkan yang mengatur manusia adalah dengan aturan manusia sendiri.
2. Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Liberal menjadikan Alquram janya prduk sejarah yang telah usang
3. Ketika Alquran sudah tidak diyakin sebagai sumber pedoman kehidupan maka otomatis hal-hal yang adad di dalamnya tidak diyakin seperti malaikat,syurga, neraka dll. yg menurut mereka tidak ada faktanya d dunia ini.
Ketika liberal sudah tidak mengiman hal-hal yang diatsa maka otmatis mereka akan menentang jika syriat dari alqur’an diterapkan.
Mei 19, 2008 at 8:20 am
MUI ga ada gunanya di bentuk, kerjaannya cuma ngeluarin fatwa, ga ada lagi kerjaan yang lain. mana mungkin umat islam mau di satukan persepsinya dalam satu wadah, setiap orang punya persepsinya masing2, ga bisa di seragamkan oleh MUI…dan satu lagi yang perlu dicatat, MUI cuma buang2 duit negara aja, ada yang bilang dalam setahun MUI dapet budget beberapa triliun, walaupun belum jelas kebenarannya, yang pasti duit yang di pake , punya negara…..
BUBARKAN MUI,
BUBARKAN MUI
Mei 20, 2008 at 7:47 am
Ah…kalian yang menghendaki MUI dibubarkan khan karena kalian sudah sesat dari hukum2 Tuhan, sudah tidak bisa mengenal lagi bahwa sebagai makhluk Tuhan, kita tidak bisa lepas dari konsekuensinya sebagai seorang makhluk; harus MAU mengikuti kehendaknya (dalam hal ini, spt yg termaktub di Kitab Suci masing2 dan ajaran2 dari wakil2 Tuhan di bumi).
..memang orang2 Liberal seperti kalian sudah hilang logika-nya sebagai makhluk. Menyedihkan, semuanya diukur oleh kesenangan, keinginan, kemudahan untuk kalian sendiri. Padahal semuanya itu tidak ada yg absolut. Satu2nya absolutisme itu hanyalah zat Tuhan. Titik.
Kasihan melihat wajah kalian yg sudah tidak mengenal betapa rendahnya kalian sebagai makhluk, hamba (baca:budak) Tuhan, tapi mengaku2 bisa bikin aturan2 sendiri, seolah2 kalian sudah bukan hamba lagi..
Mei 21, 2008 at 1:49 am
ASSALAMU’ALAIKUM…. SAUDARAKU SEKALIAN..
MARI KITA SAMA-SAMA MELIHAT DENGAN PANDANGAN YANG PUTIH.
KURANGI PANDANGAN-PANDANGAN HITAM
PADA MASA NABI DAN WALI-WALI DULUNYA TELAH BANYAK ALIRAN-ALIRAN DIDUNIA, TAK TERKECUALI DI INDONESIA
JANGAN SAMPAI KITA TERPANCING OLEH SESUATU YANG AKAN MENJEBAK
DAN SEKARANG INI KEDOK AGAMA DIJADIKAN SEBAGAI TAMENG KEMASLAHATAN UNTUK KEJAHATAN
GUSDUR MENYATAKAN PEMBUBARAN MUI, DI SATU SISI GUSDUR SENDIRI PERNAH MENGAKUI SEBAGAI NABINYA ORANG ACEH PADA SAAT MENJABAT SEBAGAI PRESIDEN RI, SEHINGGA ADA GEJOLAK MAHASISWA DI ACEH DAN SUMATRA, SEKARANG GUSDUR MEMBERI ARGUMEN UNTUK MUI, BAGAIMANA DENGAN GUSDUR SENDIRI APA SIAP DIBUBARKAN……………….???? SIAPKAH GUSDUR MEMBUBARKAN DIRINYA SENDIRI..???
NAH INI YANG AKAN DI LIHAT DENGAN PANDANGAN YANG JERNIH NAN PUTIH.,
DISISI LAIN KITA MELIHAT MUI SEBAGAI SEBUAH LEMBAGA YANG DIBENTUK PADA MASA ORDE BARU, YANG BERTUJUAN UNTUK MENYATUKAN ULAMA DALAM SEBUAH BADAN YANG KEMUDIAN DI BAWA KE ARAH POLITIK PRAKTIS YANG WALAUPUN PADA UCAPAN LISAN PARA ANGGOTA MUI MEREKA TIDAK TERLIBAT DENGAN POLITIK PRAKTIS..
MUI SEBAGAI PUSAT INFORMASI ISLAM DI INDONESIA DI GUNAKAN SEBAGAI SENJATA UNTUK ISLAM, INILAH GEJALA ALAM YANG MENYATAKAN BAHWA PADA AKHIR ZAMAN NANTI UMAT ISLAM SANGAT BANYAK DI DUNIA, AKAN TETAPI YANG BENAR-BENAR ISLAM HANYA SEDIKIT, YANG LAIN APA…..??????????????
MUI DI TUNGGANGI OLEH KIYAI, DR, M.Ag DAN SEBAGAINYA, AKAN TETAPI MEREKA TERKADANG LEBIH MEMANDANG SECARA SYARIAT ISLAM., MASA WALI SONGO SEORANG SYEIKH SITTI JEENAR MENJADI SESAT DI KARENAKAN SEBUAH UCAPAN “ANA ALHAQ”
AHMADIYAH, KARENA TAFSIRNYA DI NYATAKAN SESAT, MUI SEBAGAI PENGELUAR FATWA SESAT SEBENARNYA LEBIH SESAT, KENAPA….. ??? KARENA MEREKA TAK MENANYAKAN KEPADA WALI-WALIYULLAH DAN WALIYA QUTUB, BAHKAN MENURUT HEMAT KAMI, MUI TAK MENGENAL WALIYA QUTUB SEKARANG INI..
INI YANG MENJADI DUA HAL MENARIK, GUSDUR MINTA MUI DI BUBARKAN, AKAN TETAPI BERANIKAH GUSDUR MEMBUBARKAN DIRINYA….. ?????
MUI SERING MENGELUARKAN FATWA SESAT… APAKAH MUI SUDAH BENAR, APAKAH TIDAK ADA ORANG SESAT DI DALAM MUI….????
Mei 26, 2008 at 12:41 am
MUI sekarang di bawah kendali GERAKAN NEO MASYUMI yang wawasan keislamanya sangat SEMPIT ALIAS KERDIL SERTA WAHABISTIS. Dulu BUNG KARNO membubarkan MASYUMI, pak SBY mestinya bubarkan MUI biar Persatuan Bangsa Kuat.HIDUP GUSDUR,ANA DOAKAN BIAR ANTUM SUKSES
Juni 6, 2008 at 3:50 am
Gusdur berkata:
Bubarkan MUI…MUI kumpulan orang-orang bodoh…Alquran adalah kitab paling porno..sudah saatnya pemerintah RI mengakui Israel…dan banyak lagi
PKB memutuskan:
matori out..alwi shihab tendang..muahimin..buang..yeni wahid..?
Pemujanya meyakinkan bahwa :
banyak orang tdk dpt menangkap substansi pemikiran gusdur
saya berkata :
kuncinya adalah “turn off”kan otakmu, buang akal sehatmu, matikan nurani barulah engkau dapat memahami dan sepakat dgn gusdur
Wallahu a’lam
Juni 6, 2008 at 10:44 am
Dalam hal MUI, saya tidak sependapat dengan Gus Dur.
Juni 9, 2008 at 12:57 am
Terimakasih Gus Dur, benar2 fikiranmu jernih….sama halnya seperti konflik Palestina-Israel, mana ada itu konflik agama, itu ya konflik Palestina-Israel bukan konflik Islam-Yahudi….
Untuk MUI memangsebaiknya dibubarkan, karena memang menimbulkan kerancuan dan hirarki dalam agama yang namanya Islam, padahal Islam tidak mengenal hirarki oleh mereka yang menyebut dirinya kaum ulama….Gak ada gunanya MUI kalau malah membuat dan memicu tumbuhnya radikalisme yang goblok itu….
Ingat, orang2 yang diselamatkan bukanlah orang2 yang mengaku beragama islam tetapi :
Quran 5:69: Sesungguhnya orang2 Mukmin, orang2 Yahudi, orang2 Shabiin dan orang2 Nasrani, jika diantara mereka benar2 beriman kepada Allah, percaya hari akhir dan mengerjakan amal baik selama hidupnya maka janganlah mereka khawatir dan jangan pula bersedih hati….
Jadi, jangan karena merasa beragama islam lalu boleh mukulin orang2…..Islam/Muslim itu kriteria seperti di Quran 5:69 itu, jika anda masuk kriteria itu maka saelamatlah anda apapun agama yang anda akui, jika tidak dan anda terus menerus menuhankan Isa, atau menuhankan Muhammad(spt kebanyakan islam sekarang) atau menuhankan Budha dll dll dan dilakukan sampai lewat usia 40 tahun sampai anada meninggal, duh kasihan sekali, anda akan termasuk dalam golongan yang bersedih hati di hari akhir nanti….
Salam
LW
Juni 10, 2008 at 10:35 am
mau nyembah Tuhan kok dilarang?
yang penting kan Ahmadiyah percaya akan adanya Tuhan ……
dan ingat negara kita adalah negara sekuler, pluralisme gak mungkin bisa dibendung bahkan oleh MUI sekalipun. dan perlu diingat Tuhan itu gak bakal kehilangan ke Maha annya gara gara umatnya gak menyembah Dia. Biarin lah itu jadi urusan manusia dengan Tuhan, yang penting yag namanya agama (di Indonesia) itu harus percaya pada Tuhan YME. dan Undang-Undang kita juga menjamin kebebasan beragama. yang perlu direnungkan lebih tinggi mana kedudukan Nabi dan Tuhan ???
Juni 11, 2008 at 7:14 am
INI BLOG KAWASAN ANTI MUI. PANTES AJA ABIS YANG BUATNYA ANJING ZIONIS YAHUDI LAKNATULLAH. YANG KERJAANYA JILATIN LUBANG TINJA PARA ZIONIS YAHUDI LAKNATULLAH. CARI MUKA SAMA ZIONIS AGAR FULUS CAIR TERUS. SEPERTI KIAYI HAJI ANTEK ZIONIS ITI TU….SAPA LAGI KALO BUKAN………LAKNATULLAH. SEMOGA SEMUA ANTEK2 ZIONIS DISATUKAN BERSAMA DAJJAL DI NERAKA JAHANAM
Februari 13, 2013 at 5:15 am
HATI HATI KALAU NGOMONG????????
BERFIKIR SEBELUM BERTINDAK
dulu ada dua orang laki2 dari bani israil yang sudah saling menganggap temaannya sebagai saudara. lalu diantara keduanya melakukan maksiyat, sedangkan yang satunya ahli ibadah , orang yang giat ibadah melihat saudranya yang sedang melakukan dosa, kemudian dia berkata : tahanlah untuk tidak maksiat. saudranya menjawab: janganlah kamu menghiraukan aku, demi robbku apakah engkau diutus pengawas untukku? lalu orang yang giat belajar menjawab: demi Allah, Allah tidak akan mengampunimu, atau Allah tidak akan memasukkan kamu ke surga,.
lalu Allah mencabut ruh kedua orang itu, kemudian keduanya berkumpul dihadapan Robbnya, Allah berfirman kepada orang yang giat belajar,”apakah kamu mengetahui tentang aku????? atau kamu mampu apa yang dalam kekuasaanku???? lalu Allah berfirman kepada ahli mkksiat, : pergilah kmu dan masuklah ke dlam surgaku dengan rahmatku,,,,,,
dan Allah berfirman kepada ahli ibadah,” pergilah kau ke neraka,,,,astaghfirullah, wal’iyadhu billah,,,,,,
sahabat Abu Hurairah berkomentar ” demi dzat yng menguasai diriku, orang itu telah mengatakan sebuah kalimat yang menghancurkn masa depannya di dunia maupun di akhirat,,,,,( Hr.Abu Daud (IV/215) lihat pula aalhadistul qudsiyah: Lajnah minal ulama, syekh Kamil Uraidhoh, th 2002, hadist no 35, hal 48 )
perlu di ketahui sobat, hadist di atas hendaknya dapat dibuat pelajaran bagi kita semua umat islam, jangan kita mudah melaknat orang lain,mengtakan dajjal,kafir, pa lagi sampek memvonis neraka jhanam,,,,wah ini sangat bhaya,,,,,sebab apakah kita tahu bahwa dia yang kita hina itu benar2 di laknat Allah, betapa lancangnya kita kalau mendahului Allah, betapa lancangnya kita menebak2 Allah,,,,,,emank Allah tu siapa kok kita tebak tu ya aneh,,,,,,Apakah orang2 yang selalu zina bisa kita cap neraka???? itu belum tentu, siapa tau di akhr hidupnya dia bertaubat,,,lagian neraka 2 miliknya siapa????
satu lagi,,,,,apaakah kalian ingn membela Allah?????? sejak kapan Allah perlu dibela,????? kalian kira Allah 2 lemah? Allah 2 gag perlu dibela, wong Allah 2 maha kuasa kok, klau dia berkhendak pasty jadi kok,,,,,gag usah kamu bela,,,,,,
mngkn 2 aj sobat, kita sesama muslim harus saling mengingatkan bkn saling mennghujat,,,,,,oke sobat,,,,ne bkn hanya demi kebaikan pribadi saya,tapi ne demi kbaikan anda dan semua temen2 yang ku cintai…….
Juni 11, 2008 at 8:32 am
@adolf hitler
Jangan bawa2 nama adolf hitler, ngga pantes lo nyet. Tulisan lo menunjukkan kalo lo emang manusia berotak keledai nyang terlalu banyak dijejali paham agama.
Juni 11, 2008 at 12:01 pm
@Habib res’SEX
Tul!
Juni 16, 2008 at 4:11 am
mau nanya…coba deh jawabbb dengan logis:ADA GAK NEGARA YANG BERLABELKAN ISLAM PERNAH SUKSES MENSEJAHTERAKAN RAKYATNYA DALAM KONTEKS HAK ASASI DAN KEMAKMURAN???JAWAB…
Juli 10, 2011 at 3:22 am
ada mas. coba sampeyan baca sejarah islam,zaman ke khalifahan. INI JAWABAN LOGIS> FAKTA SEJARAH YANG BNR2 TERJADI.
September 15, 2012 at 5:56 pm
@peace man
YANG DIA MINTA BUKTI OM
MANA BUKTINYA ……………
SEBUTKAN AJA NAMA NEGARANYA GAMPANG KAN
Juni 16, 2008 at 6:19 am
Buat yang pake id:adolf hitler..coba keluarin nama sama alamat loe..jangan cuma berani pake nama bohongan kalo berani ngatain orang ANJING…semua dimata loe ZIONIS LAKNATULLAH…
kalo berani kasih alamat n kita dateng debat buat ngebuktiin otak loe beres apa kagak..semua orang juga bisa bilang kalo AMERIKA, ZIONIS bajingannn…karena loe semua kerjaannya cuma dengerin kotbah jumat TOLOL yang gak dicerna pake otak…rugi tau Tuhan dah ciptain otak buat loe!!!
Juli 3, 2008 at 7:40 am
sebaiknya kita cooling down dulu, dalam perselisihan ini kembalikan pada kitabullah dan sunnah rasulullah. ucapan gusdur memang penuh sensasi, tetapi dia sendiri perlu kita nilai kepribadiannya sebagaimana menilai sebuah hadist dhaif,atau shahih. saya pernah melihat vcd gusdur minta bantuan paranormal pantai selatan sebelum pemilihan presiden, dan gusdur pernah sujud syukur ketika menerima tawaran dari yayasan yahudi, simon peres. gusdur sudah membuat malu leluhurnya KH. Hasyim Asyari. Jadi buat apa mengikuti kata-kata gusdur, saya meragukan aqidah gusdur masih islam. silahkan kalian renungkan.
Juli 3, 2008 at 8:54 am
SaudaraPis, Rasullulah pernah menasihatkan agar kita tidak ber su’udhon sebelum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, karena hal itu hanya Allah dan dirinya yang tau…ana dengar sobri lubis(FPI) menafsirkan ayat al Qur’an sama seperti yang ada di film fitna, greet wilder dengan mata kepala ana di Lenteng Agung blom lama ini, apa ana bisa berasumsi dia adalah anteknya greet wilder? lagi, di youube ada ketua FPI surabaya yang masuk kristen dan mengajak umat Islam masuk kristen, apa ana bisa berasumsi FPI punya hubungan dengan kaum kristen?
Juli 27, 2008 at 12:34 pm
lawong gusdur kok mau diikuti…udah matanya buta,matahatinya ikut buta.
mau jadi apa semua manusia klo mau ikutan dia..
gua bilang dia juga buta bagi yg mengikuti gusdur,alias gak melek.otaknya bundel gak dipake mikir.wong MUI mau dibubarkan…apa dia itu udah kebablasan edan…MUI didalamnya adalah kumpulan orang dari berbagai ormas islam di indonesia.termasuk juga orang NU sendiri
dan organisasi islam lainnya.jika MUI sudah mengeluarkan Fatwa,pasti sudah dibicarakan oleh ormas2 lainnya.gak mungkin asal2an nyeplos aja.:P
islam mengatur seluruh aspek kehidupan.islam tidak hanya di masjid saja.tapi islam juga kita gunakan untuk segala hal…istilah kasarnya islam kita pake mulai lahir,hingga kita mati menggunakan tata cara islam….
Juli 28, 2008 at 3:23 pm
CINTA DAMAI AJA NAPA SI?? HORMATI AGAMALO DAN AGAMA ORANG LAIN!!! KAPAN DUNIA MAU DAMAI KALO FANATIK!!!! TUHAN TUH KAGAK FANATIK!!!
JANGAN TERCUCI OTAKLO, JADILAH ORANG PINTER!!! TUHAN NGAK JAHAT!! INGET
Juli 28, 2008 at 10:15 pm
MUI itu tidak merepresentasikan seluruh kelompok Islam di Indonesia, jadi nggak bisa dibilang mewakili umat Islam di Indonesia, mana ada kelompok Syiah or Ahmadiyah disana… yang ada Kelompok-kelompok Islam Anasionalis.
MUI juga makan pajak yang saya bayarkan… Walaupun saya Islam, saya ga rela pajak yang saya bayar dibuat foya-foya MUI dengan ngeluarin fatwa-fatwa sesat buat kelompok minoritas. Buat pemerintah bertindaklah yang adil… masa cuma MUI yang dikasih kantor baru 9 milyar, kasih juga dong WALUBI, PGI dan agama lain yang diakui.
Jadi terserah, mau MUI dirombak susunan anggotanya agar juga memasukkan kelompok Islam minoritas. Atau anggarannya dari APBN-nya dicabut, label halal juga dikembalikan ke POM Depkes… Coba kita lihat sampai kapan MUI bisa hidup mandiri!!
Atau DIBUBARKAN!!!
September 7, 2008 at 10:51 am
bubarkan mui..hmm setuju..setuju..
la wong kerjanya cuman ngadu domba, ngeluarin fatwa yang gak jelas..
September 7, 2008 at 1:53 pm
disini banyak orang kesetanan ya..hihihihi
MUI..MUI..kasian benar kamu…
kenapa orang-orang ini segitunya padamu hehehehe
gue setuju jika MUI lebih bijaksana dalam ber fatwa
tapi untuk membubarkannya…
nggak semudah itu kaleeee….
biar loe-loe pada muntah darah..
nggak bakalan tuh…hihihih
September 8, 2008 at 1:13 pm
Gus Dur: Usulkan Pembubaran MUI
maaf ya gus d. usulannya di tolak dulu ntar kalau dah jadi presiden lagi. lagian lo kenapa waktu jadi presiden gak keluarin keppres langsung..
belasungkawa gw terhadap tokok yang satu ini udah termakan faham plurasime, yang akhir nya di pikirin “Pokok nya” atas nama cinta, atas nama kemanusiaan. manusia yang bagaimana ? 😀
September 11, 2008 at 2:55 am
Saya kira yang mengancam eksistensi bangsa ini adalah para ekstrimis. Spesis ini tidak terbatas dari mazhab/agama mana saja, baik itu islam, ahmadia, salafy/wahabi, syiah, kristen, jewis, hindu dan lain sebagainya..
kalo udah masuk ke urusan keyakinan orang ga peduli pokoknya maen paksa…
Ada baiknya seluruh spesis ini kita kumpulin di suatu pulau terus ga usah kita diapa-apain, biarkan aja…boleh deh dikirim beras buat makan..kita perhatikan populasinya, saya yakin tidak perlu nungggu sampe 10taon.. spesis ini akan punah!! 🙂
Oktober 15, 2008 at 8:45 pm
bukannya si gusdur tuh nyang suka bikin fatwa sesat…
ko dia ga malu y ngomong gituuuuu
heran w masih banyak aja pengikut dy…
Oktober 15, 2008 at 10:35 pm
Just thing …. MUI = Mission Ulama Impossible.
Tau kenapa? sejak mengeluarakan bunga bank haram …. gue baru tau klo ulama sekaliber itu mengeluarkan fatwa yang …. ndeso gitu. Bisa dibayangin deh Indonesia Negara Islam, dan tidak punya bank2 …. terus kemana-mana selalu bawa uang cash, lah bapakku yang konglomerat mau beli pesawatnya nurtanio …. berapa karung uang yang harus dibawa bapakku, belum lagi FPI menghadang di jalan ….. dengan kata2 “uang itu harus diserahkan ke FPI karena uang itu hasil nyolong” wah tambah kacau nih …..
Oktober 16, 2008 at 7:43 am
organisasi pembela israel “Simon Wiesenthal Center” saja bangga dan mberi hadiah penghargaan kepada gus dur, atas jasanya melindungi yahudi.
masa’ sih nggak tau siapa gusdur? dan kenapa kaum liberal sangat mendewakan presiden yang imut-imut (baca amit-amit) ini.
sekilas kiprah Simon Wiesenthal Center (SWC)
—
Simon Wiesenthal Center adalah LSM internasional yang didirikan untuk melindungi umat dan kepentingan Yahudi di seluruh dunia (http://www.wiesenthal.com)
—
SWC sudah mensponsori sejumlah kegiatan di Indonesia: (tiap kegiatan yang disponsori atau diwadahinya terekam di situs resminya).
sekurangnya ada 3 kegiatan yang melibatkan orang Indonesia.
1.
penampilan tokoh Yahudi-Amerika dalam acara talkshow di salah satu televisi Tanah Air. Rabbi Abraham Cooper yang sekaligus kolega SWC berperan sebagai pembicara bersama Rektor UIN Komaruddin Hidayat, budayawan Muji Sutrisno, dan Soegeng Sarjadi. Tema acara tersebut adalah ‘Toleransi Antar Umat Beragama: Wujud Rahmatan lil Alamin.’
—- inget-inget nama-nama itu ya —–
2.
mensponsori konferensi antar agama yang digelar di Bali tahun 2007 diselenggarakan oleh SWC bersama Wahid Institute dan LibForAll Foundation
3.
kunjungan 5 orang yang berasal dari ormas-ormas Islam di Indonesia, seperti Muhammadiyah dan NU, ke israel. SWC bertindak sebagai tuan rumah, dan disponsori oleh LibForAll Foundation. berdasar situs resmi SWC (mengutip Jerusalem Post), wakil Muhammadiyah adalah Syafiq Mugni, Abdul A’la mewakili NU.
kedatangan 5 orang tersebut digambarkan sebagai perwakilan 70 juta orang Indonesia.
“Sebuah misi penting pemimpin muslim dari Indonesia yang datang ke Israel sebagai tamu Simon Wiesenthal Center. Kelompok ini, mewakili lebih dari 70 juta orang konstituen yang dikoordinasi LibForAll Foundation,” klaim SWC dalam situsnya.
ngaku-ngaku gak berdasar. “perwakilan 70 juta orang indonesia”, katanya? he he he.. loe aja kalee gue nggak
mau tahu apa dan siapa saja yang ada di wahid istitute dan LibForAll?…. silahkan cari tau sendiri ya..
(saya yakin sedikit banyak pasti ada hubungannya dengan http://antimui blog habib palsu ini)
“gitu aja kok repot” (sambil ingusnya turun naik)
Oktober 16, 2008 at 7:58 am
organisasi pembela israel “Simon Wiesenthal Center” saja bangga dan mberi hadiah penghargaan kepada gus dur, atas jasanya melindungi yahudi.
masa’ sih nggak tau siapa gusdur? dan kenapa kaum liberal sangat mendewakan presiden yang imut-imut (baca amit-amit) ini.
sekilas kiprah Simon Wiesenthal Center (SWC)
—
Simon Wiesenthal Center adalah LSM internasional yang didirikan untuk melindungi umat dan kepentingan Yahudi di seluruh dunia (http://www.wiesenthal.com)
—
SWC sudah mensponsori sejumlah kegiatan di Indonesia: (tiap kegiatan yang disponsori atau diwadahinya terekam di situs resminya).
sekurangnya ada 3 kegiatan yang melibatkan orang Indonesia.
1.
penampilan tokoh Yahudi-Amerika dalam acara talkshow di salah satu televisi Tanah Air. Rabbi Abraham Cooper yang sekaligus kolega SWC berperan sebagai pembicara bersama Rektor UIN Komaruddin Hidayat, budayawan Muji Sutrisno, dan Soegeng Sarjadi. Tema acara tersebut adalah ‘Toleransi Antar Umat Beragama: Wujud Rahmatan lil Alamin.’
—- inget-inget nama-nama itu ya —–
2.
mensponsori konferensi antar agama yang digelar di Bali tahun 2007 diselenggarakan oleh SWC bersama Wahid Institute dan LibForAll Foundation
3.
kunjungan 5 orang yang berasal dari ormas-ormas Islam di Indonesia, seperti Muhammadiyah dan NU, ke israel. SWC bertindak sebagai tuan rumah, dan disponsori oleh LibForAll Foundation. berdasar situs resmi SWC (mengutip Jerusalem Post), wakil Muhammadiyah adalah Syafiq Mugni, Abdul A’la mewakili NU.
kedatangan 5 orang tersebut digambarkan sebagai perwakilan 70 juta orang Indonesia.
“Sebuah misi penting pemimpin muslim dari Indonesia yang datang ke Israel sebagai tamu Simon Wiesenthal Center. Kelompok ini, mewakili lebih dari 70 juta orang konstituen yang dikoordinasi LibForAll Foundation,” klaim SWC dalam situsnya.
ngaku-ngaku gak berdasar. “perwakilan 70 juta orang indonesia”, katanya? he he he.. loe aja kalee gue nggak
mau tahu apa dan siapa saja yang ada di wahid istitute dan LibForAll?…. silahkan cari tau sendiri ya..
(saya yakin sedikit banyak pasti ada hubungannya dengan http://antimui blog habib palsu ini)
“gitu aja kok repot” (sambil ingusnya turun naik)
Oktober 16, 2008 at 8:02 am
@ SI TOLOL “WEDHUS” BERKATA :
“Tau kenapa? sejak mengeluarakan bunga bank haram …. gue baru tau klo ulama sekaliber itu mengeluarkan fatwa yang …. ndeso gitu”
@JAWABAN DARI KAUM INTELEK :
Waduh ketololan demi ketololan terus-menerus diperlihatkan orang-orang kaffir pada Blog ini,
wahai bodoh yang tak tahu apa-apa ,
Hikmah dari diharamkannya riba adalah bahwa harta tidak boleh melahirkan harta dan melipatgandakannya, tetapi harus diperoleh dari sumber yang halal, dan dibelanjakan pada haknya. Islam tidak pernah mengecam harta sebagaimana sikap Injil mengecam harta:”Orang kaya tidak akan dapat menembus pintu-pintu langit sampai seekor unta dapat menembus lubang jarum”. Bahkan Islam menegaskan: “Harta terbaik dari yang baik adalah harta yang dimiliki oleh seorang yang sholeh”
(HR. Imam Ahmad dan Al Hakim)
Harta yang baik adalah harta yang diperoleh dari sumber yang halal dan dikembangkan secara halal, artinya dengan usaha “legal” yang bermanfaat, baik secara mandiri maupun kerjasama dengan pihak lain (venture).
Berdasarkan ini, Islam mensyariatkan kerjasama antara modal dengan usaha/kerja untuk kepentingan kedua belah pihak, dan sekaligus untuk masyarakat. Sebagai konsekuensi dari kerjasama ini, maka kedua belah pihak seharusnya sama-sama memikul resiko, baik untung ataupun rugi. Jika untung yang diperoleh besar maka penyedia dana (financier) dan pekerja menikmati bersama sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Jika untung kecil maka kecil pulalah bagian keduanya. Seandainya kerugian yang diperoleh, maka haruslah dirasakan bersama yaitu pemilik modal rugi dalam sahamnya dan pekerja rugi dalam energi dan jerih payahnya. Inilah keadilan yang sempurna. Keuntungan sama dinikmati dan kerugian sama dipikul.
Dengan demikian, hikmah yang kelihatan dibalik pengharaman riba adalah mewujudkan persamaan yang adil diantara harta (modal) dengan usaha, serta memikul resiko dan akibatnya secara berani dan penuh tanggung jawab. Inilah pengertian “keadilan Islam”.
Islam tidak memihak kepada usaha dalam memandang modal dan sebaliknya Islam tidak berat kepada modal sehingga menyepelekan usaha. Keduanya berada dalam posisi yang seimbang. Ini juga mencerminkan keadilan Allah yang tidak memihak kepada salah satu pihak.
Di Indonesia dapat ditelusuri sejak tahun 1988, yaitu pada saat Pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober (PAKTO) yang mengatur tentang deregulasi industri perbankan di Indonesia. Para ulama waktu itu telah berusaha untuk mendirikan bank bebas bunga, tetapi tidak ada satupun perangkat hukum yang dapat dirujuk kecuali adanya penafsiran dari peraturan perundang-undangan yang ada bahwa perbankan dapat saja menetapkan bunga sebesar 0% (nol persen). Setelah adanya rekomendasi dari Lokakarya Ulama tentang Bunga Bank dan Perbankan di Cisarua (Bogor) pada tanggal 19-22 Agustus 1990, yang kemudian diikuti dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, di mana perbankan bagi hasil diakomodasikan, maka Bank Muamalat Indonesia merupakan Bank Umum Islam pertama yang beroperasi di Indonesia. Pendirian Bank Muamalat ini diikuti oleh pendirian Bank-Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Namun karena lembaga ini masih dirasakan kurang mencukupi dan belum sanggup menjangkau masyarakat Islam lapisan bawah, maka dibangunlah lembaga-lembaga simpan pinjam yang disebut Baitul Maal wat Tamwil (BMT).
Setelah dua tahun beroperasi, Bank Muamalat mensponsori pendirian asuransi Islam pertama di Indonesia, yaitu Syarikat Takaful Indonesia dan menjadi salah satu pemegang sahamnya. Selanjutnya pada tahun 1997, Bank Muamalat mensponsori Lokakarya Ulama tentang Reksadana Syariah yang kemudian diikuti oleh beroperasinya lembaga reksadana syariah oleh PT. Danareksa. Di tahun yang sama pula, berdiri sebuah lembaga pembiayaan (multifinance) syariah, yaitu BNI-Faisal Islamic Finance Company.
Selama lebih dari enam tahun beroperasi, kecuali Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1992, praktis tidak ada peraturan perundang-undangan lainnya yang mendukung sistim beroperasinya Perbankan Syariah. Ketiadaan perangkat hukum pendukung ini memaksa Perbankan Syariah menyesuaikan produk-produknya dengan hukum positif yang berlaku (yang notabene berbasis bunga/konvensional), di Indonesia. Akibatnya ciri-ciri syariah yang melekat padanya menjadi tersamar dan Bank Islam di Indonesia tampil seperti layaknya bank konvensional.
Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, maka secara tegas Sistem Perbankan Syariah ditempatkan sebagai bagian dari sistim perbankan nasional. UU tersebut telah diikuti dengan ketentuan pelaksanaan dalam beberapa Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia tanggal 12 Mei 1999, yaitu tentang Bank Umum, Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), dan BPR Berdasarkan Prinsip Syariah. Perangkat hukum itu diharapkan telah memberikan dasar hukum yang lebih kokoh dan peluang yang lebih besar dalam pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia. Kini jumlah Bank Umum Syariah di Indonesia telah bertambah dengan telah beroperasinya antara lain Bank IFI Cabang Syariah dan Bank Syariah Mandiri, disamping Bank Muamalat Indonesia dan puluhan BPR Syariah yang telah ada.
Hal ini juga menunjukkan bahwa fatwa MUI tentang haramnya bunga bank sebagai riba mendapat penguatan dari sisi fiqh waqi’ (fiqih realitas), bahwa kondisi realitas perekonomian sudah menyediakan alternatif yang memadai bagi kaum muslimin untuk mengaktualisasikan nilai-nilai islam yang kaffah dalam perekonomian; disamping kondisi waqi’ lainnya bahwa sistem perbankan berbasis riba telah menjadi faktor kunci pengakselarasi kolapsnya perekonomian nasional dalam 5-6 tahun terakhir.
Oktober 16, 2008 at 10:06 am
kepada
pengelola blog ini
kenapa comment saya tak dimasukan?
anda takut ya terbongkar siapa itu gus dur, apa itu lembaga LibforAll, siapa itu wahid institut, islam-liberal, blog antimui.wordpress, Simon Wiesenthal Center (lembaga yang didirikan utk melindungi umat dan kepentingan Yahudi di seluruh dunia), dan apa hubungan mereka semua!
Januari 28, 2009 at 4:57 am
bapak-bapak kok pada berantem ya…
lha wong saya ini lho makan aja sehari sekali…
terus terang saya itu ndak mudeng kanjeng gusdur atau kanjeng MUI atau kanjeng lain2nya ngomong apa to…
sekarang ini ya, mau santai dikit yang agak murah meriah aja di haramkan, ngerokok jadi ndak enak…
wong bodo kaya saya ini kan ndak mudeng janji2 parte…
jadinya daripada salah pilin terus nggonduk yang mending diem aja, eh ndak boleh juga, haram katanya…
yang satu di bilang antek yahudi… yang satu dibilang hobi ngeluarin fatwa sesat…
ada nggak ya satrio piningit itu… ah itu kan cuma mimpi yang dibuatkan utk orang kecil seperti saya…
mungkin lebih baik saya ndak ikut2 aja deh, mendingan sak karepku dewe lah (suka2 aku aja lah)…
YOU GOT IT GUYS? WHILE YOU ARE BEING SOOOOO SMART HERE, HAVE YOU LOOK AROUND YOU AND DO SOMETHING USEFUL? WHAT HAVE YOU DONE TO THOSE IN NEED? DON’T BRAG AND SAY I’M THE RIGHTEOUS! WELL TO ME GUYS, IT SOUNDS JUST LIKE A BAD MUSIC TO MY EAR.
So let me say to you, stop being too smart, be more humble and see carefully around you, help those closest to you, your family, your neighbours, the duafas… after that you can be as smart as you want to…
nyuwun sewu kalo basa inggris kula agak2 ngaco… lha saya ini smp aja ndak lulus e….
Januari 28, 2009 at 11:04 am
Gus Dur = Dajjal Ciganjur
atau dalam pewayangan ia adalah tokoh DORNA. Dianggap sesepuh, begawan tapi suka mmbuat provokasi, pemarah, pengadu domba. Heran tidak ada sedikitpun komentar “ulama” Ciganjur ini yang menyejukkan. Padahal manusia diberi potensi baik kok disamping potensi fujur/jahat..!!!!!
Januari 29, 2009 at 7:55 am
itu orang orang sebegitu bencinya ama Gus Dur,kayaknya mereka merasa lebih baik dari gus dur, makhluk makhluk apa yang merasa lebih baik yuuk? jawabannya setan,tapi setan itu makhluk yang konsisten lho dari dulu diperintah Allah untuk menggoda manusia sampai sekarang masih konsisten saja nggak kayak kita kita ini kerjanya membangga banggakan diri sendiri dan menjelek jelekkan orang lain padahal yang dibenci setengah mati belum tentu lebih jelek dari yang membenci, tapi nggak papalah biasanya manusia yang semakin dibenci semakin mengkilat, yuuuk saya mau berdoa semoga Allah memberi hidayah pada kita semua semoga Gus Dur diberikan umur panjang dan semakin bermanfaat untuk bangsa ini dan kepada yang membencinya diberikan hati yang bersih supaya tidak mudah membenci orang lain bukankah orang yang dalam hatinya ada kebencian menandakan kekeruhan hati?Wallahua’lam.
Catatan : abis komen ini saya sudah siap dimasukan dalam barisan orang orang kafir by (kata wahabi)he he,biarin
April 3, 2009 at 3:31 am
mas jilly, selama ini anda kemana aja ? baca koran ga? punya akal sehat ga? anda non islam?
semua itu ada (akibat), karena ada sebabnya……
menurut ogut, mas jilly, tidur lage aja dah…… kami ini bukan ummat bodoh… silakan anda doakan dia… tapi ga usah dipamerin doa anda itu….Zzzzzzz…zzzzz….(MODE tidur ON)
sampai kapanpun, panutan ogut tetap MUI.
gus dur jadi panutan ? huaaahaa..hhha..ha…. sepertinya dia ga pantas jadi panutan, mencla-mencle…. urus aja diri sendiri (udah bisa blom?), baru urus orang lain…..
MUI itu ga mungkin mencelakakan ummat islam…..
April 21, 2009 at 4:23 am
saya setuju bgt dengan pendapat gusdur. coz ahmadiyah itu udah lama berdirinya. so klo mui ngeluarin fatwa sesat ttg ahmadiyah saya kira tdk akan bs ngilangin mental kelompok ahmadiyah.
Juni 29, 2009 at 5:58 am
hehehe … gus dur … ? … enggak deh … omongannya sulit dipegang … Dalam hal ini saya dukung MUI 100% …
Fatwa sesat itu kan cuma rambu bagi umat Islam agar tidak terjerumus mengikuti ajaran yang sesat dan menyesatkan … Itu sama aja dengan omongan Paus Benedictus XVI ketika beliau ngomong bahwa hanya gereja Katolik yang layak disebut gereja sejati … sedangkan yang di luar itu (termasuk Protestan yang diakui di negara ini) … tidak dapat disebut sebagai gereja (sejati) … Lihat : http://www.msnbc.msn.com/id/19692094/ … Jadi … apa masalahnya dengan fatwa itu … ? … MUI kan mengekuarkan fatwa itu karena Ahmadiyah itu mendompleng alias ngaku-ngaku sebagai Islam … Fatwa itu tidak akan keluar jika Ahmadiyah nggak ngaku-ngaku sebagai Islam …
Agustus 27, 2010 at 7:15 pm
Lah Yg jelas islam itu agama Rahmatan lil alamin,agama yg mengatur semua aspek kehidupan.Sudah Tertera jelas di alQuran dan tertulis Shohih di Hadist nabi…..
Jadi,semua yg menentang itu adalah teman Setan(gusdur).kapitalis,sekularis,pluralis,komunis,atheis,akkbb,demokrasi itu semua adalah golongan orang2 yg kafir serta munafik…..syariat islam harus di tegakan
Agustus 27, 2010 at 7:18 pm
@masduki fadli : kamu ini orang Islam tapi Bodoh,yg bathil saja km gk bisa bedain
Maret 24, 2011 at 6:46 am
gusdur emg babi,,,,dia yahudi anjing tu
April 11, 2011 at 6:59 am
Terserah mau dapain,
Februari 9, 2013 at 2:16 am
Reblogged this on Hamchan's Blog.
Februari 13, 2013 at 5:40 am
Pada tahun kesepuluh Hijriah, Nabi Muhammad SAW
menerima surat dari seseorang yang mengaku jadi
nabi. Namanya Musailamah bin Habib, petinggi Bani
Hanifah, salah satu suku Arab yang menguasai
hampir seluruh kawasan Yamamah (sekarang sekitar
Al-Riyad). Dalam suratnya, Musailamah berujar: “Dari
Musailamah, utusan Allah, untuk Muhammad, utusan
Allah. Saya adalah partner Anda dalam kenabian.
Separuh bumi semestinya menjadi wilayah
kekuasaanku, dan separuhnya yang lain
kekuasaanmu….”
Seperti dituturkan ahli tafsir dan sejarawan muslim
terkemuka pada abad ketiga Hijriah, Imam Ibn Jarir
Al-Tabari (838-923), dalam kitabnya Tarikh al-Rusul
wa al-Muluk (Sejarah Para Rasul dan Raja) atau yang
dikenal sebagai Tarikh al-Tabari, Musailamah
bukanlah sosok yang sepenuhnya asing bagi Nabi.
Beberapa bulan sebelum berkirim surat, Musailamah
ikut dalam delegasi dari Yamamah yang menemui
beliau di Madinah dan bersaksi atas kerasulannya.
Delegasi inilah yang kemudian membawa Islam ke
wilayah asal mereka dan membangun masjid di sana.
Menerima surat dari Musailamah yang mengaku nabi,
Rasul tidak lantas memaksanya menyatakan diri
keluar dari Islam dan mendirikan agama baru,
apalagi memeranginya. Padahal gampang saja kalau
beliau mau, karena saat itu kekuatan kaum muslim di
Madinah nyaris tak tertandingi. Mekah saja, yang
tadinya menjadi markas para musuh bebuyutan Nabi,
jatuh ke pelukan Islam. Yang dilakukan Rasul
hanyalah mengirim surat balasan ke Musailamah:
“Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah dan
Pengasih. Dari Muhammad, utusan Allah, ke
Musailamah sang pendusta (al-kazzab). Bumi
seluruhnya milik Allah. Allah menganugerahkannya
kepada hamba-Nya yang Dia kehendaki. Keselamatan
hanyalah bagi mereka yang berada di jalan yang
lurus.” Rasul menempuh dakwah dengan cara
persuasi dan bukan cara kekerasan. Musailamah
memang dikutuk sebagai al-Kazzab, tapi
keberadaannya tidak dimusnahkan.
Namun, setelah Nabi wafat, ceritanya jadi lain. Umat
Islam yang masih shocked karena ditinggal
pemimpinnya berada dalam ancaman disintegrasi.
Sejumlah suku Arab menyatakan memisahkan diri
dari komunitas Islam di bawah pimpinan khalifah
pertama, Abu Bakr al-Shiddiq. Sebagian dari mereka
mengangkat nabi baru sebagai pemimpin untuk
kelompok mereka sendiri. Musailamah dan sejumlah
nabi palsu lain, seperti Al-Aswad dari Yaman dan
Tulaikhah bin Khuwailid dari Bani As’ad, menyatakan
menolak membayar zakat, suatu tindakan yang pada
masa itu melambangkan pembangkangan terhadap
pemerintah pusat di Madinah. Abu Bakr lalu
melancarkan ekspedisi militer untuk menumpas
gerakan pemurtadan oleh para nabi palsu tersebut,
yang menurut dia telah merongrong kedaulatan
khalifah dan membahayakan kesatuan umat. Perang
Abu Bakr ini dikenal sebagai “perang melawan
kemurtadan (hurub al-ridda).”
Tampaknya, “perang melawan kemurtadan” inilah
yang diadopsi begitu saja oleh para pelaku kekerasan
terhadap Ahmadiyah tanpa disertai pemahaman yang
mumpuni terhadap duduk perkaranya. Penyerangan
brutal di Banten minggu lalu, yang menewaskan tiga
warga Ahmadiyah, secara luas memang telah dikecam
bahkan oleh banyak kalangan muslim sendiri, entah
dengan alasan menodai citra Islam yang damai,
merusak kerukunan beragama, atau melanggar hak
asasi kaum minoritas. Tapi bagi para pelaku
penyerangan dan yang membenarkannya, seperti FPI,
apa yang mereka lakukan semata-mata demi
membela Islam dari noda pemurtadan. Jemaah
Ahmadiyah dianggap telah murtad karena mengakui
Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi, dan karena itu
mesti dikeluarkan secara paksa dari Islam.
Ironisnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Menteri
Agama, dan pihak-pihak yang mengaku tidak
menyetujui anarkisme terhadap Ahmadiyah, yang
terus memaksa agar Ahmadiyah menjadi agama baru
di luar Islam, sebenarnya juga memakai pendekatan
“perang melawan kemurtadan” secara gegabah.
Dalam hal ini, perbedaan MUI dan Menteri Agama
dengan kaum penyerang Ahmadiyah hanya terletak
dalam hal metode, tapi tidak dalam tujuan. Saya
sebut ironis karena majelis ulama, yang berlabel
“Indonesia” di belakang, ternyata merubuhkan prinsip
kebinekaan Indonesia. Ironis karena seorang menteri
yang merupakan hasil pemilu demokratis ternyata
mempunyai pandangan yang melenceng dari
konstitusi demokratis yang menjamin hak setiap
warga menjalankan agama sesuai dengan
keyakinannya. Yang paling ironis, Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono membiarkan saja semua itu
terjadi.
Lepas dari itu, kalau kita tinjau dari sudut doktrin dan
sejarah Islam pun, pemakaian kerangka “perang
melawan pemurtadan” untuk menyikapi Ahmadiyah
sejatinya sama sekali tak berdasar. Patut diingat,
sebutan “perang melawan kemurtadan” bukanlah
kreasi Abu Bakr sendiri, melainkan penamaan
belakangan dari para sejarawan muslim. Disebut
demikian barangkali karena yang diperangi saat itu
memang arus pemurtadan yang terkait dengan
munculnya sejumlah nabi palsu. Dan gerakan nabi
palsu pada masa itu berjalin berkelindan dengan
upaya menggembosi kedaulatan kekhalifahan.
Penolakan membayar zakat bukan hanya pelanggaran
terhadap rukun Islam, tapi juga sebentuk aksi makar.
Ini karena, berbeda dengan ibadah salat yang hanya
melulu menyangkut hubungan hamba dan Tuhannya,
urusan zakat berkaitan dengan negara. Tambahan
pula, para nabi palsu tersebut juga membangun
kekuatan militernya sendiri. Musailamah, misalnya,
menggalang tidak kurang dari 40 ribu anggota
pasukan untuk melawan pasukan muslim dalam
perang Yamamah, sampai-sampai armada muslim di
bawah Khalid bin Walid sempat kewalahan pada
awalnya.
Karena itu, perang Abu Bakr melawan kemurtadan
mesti dibaca sebagai sebuah tindakan yang lebih
bersifat politis ketimbang teologis, yakni berhubungan
dengan penumpasan terhadap kelompok
pemberontak.
Karena itu, “perang melawan kemurtadan” versi
khalifah Abu Bakr tidak bisa begitu saja diterapkan
dalam konteks Indonesia sekarang. Taruhlah memang
jemaah Ahmadiyah telah murtad karena
mempercayai Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi.
Tapi bukankah sejauh ini mereka belum pernah
membangun kekuatan militer untuk merongrong
umat Islam dan pemerintahan yang sah seperti
Musailamah pada masa khalifah Abu Bakr? Bukankah
sejauh ini warga Ahmadiyah hanya menuntut untuk
diberi ruang menjalankan ibadah sesuai dengan
keyakinannya? Kalau memang begitu, apakah tidak
keliru kalau mereka diperlakukan seperti para
pemberontak?
Ditinjau dari perspektif kaidah fiqh “hukum berporos
pada alasan”, gerakan pemurtadan oleh para nabi
palsu pada masa Abu Bakr memang wajib diperangi,
karena saat itu kemurtadan identik dengan
pemberontakan yang mengancam kedaulatan khalifah
dan integrasi umat. Adapun kalau sekadar murtad
saja tanpa dibarengi pemberontakan, hukum yang
berlaku tentu tidak sama. Pada titik inilah kita bisa
mengacu pada peristiwa korespondensi antara Nabi
Muhammad dan Musailamah seperti saya paparkan di
awal tulisan.
Di sinilah pemahaman tentang metodologi hukum
Islam mutlak diperlukan dalam melihat pokok
soalnya. Tanpa pengetahuan yang mumpuni tentang
metodologi hukum Islam, keputusan yang muncul
dan tindakan yang diambil mungkin saja tampak
sesuai dengan ajaran syariat, tapi bisa jadi esensinya
bertentangan dengan maqashid al- syari’ah (tujuan-
tujuan syariat) yang lebih bersifat universal, seperti
perlindungan terhadap hak-hak dasar manusia.
Lagi pula, satu-satunya dalil Al-Quran tentang
kemurtadan sama sekali tidak menyeru kaum muslim
untuk memerangi kaum murtad semata-mata karena
kemurtadannya. Simaklah Surat Ali Imran ayat 90.
Ayat ini tidak menyinggung soal perlunya
menggunakan cara-cara kekerasan dan paksaan
terhadap si murtad, karena Tuhanlah yang akan
menjadi hakim atas perbuatannya di akhirat nanti.
Dalam kerangka Qurani semacam inilah kita bisa
mengerti kenapa Nabi tidak menghukum Musailamah,
yang tanpa tedeng aling-aling mengaku sebagai nabi.
Bukan karena beliau mendiamkannya–toh Nabi
melabelinya dengan gelar “Al-Kazzab”. Menurut saya,
nabi bersikap seperti itu karena, dalam Al-Quran,
hukuman terhadap si murtad memang sepenuhnya
menjadi hak prerogatif Allah SWT. Nabi Muhammad
hanyalah seorang manusia biasa yang bertugas
menyampaikan risalah Ilahi. Beliau bukan Tuhan
yang turun ke bumi. Itulah sebabnya Al-Quran
menegaskan tidak ada paksaan dalam agama.
Kalau Nabi saja demikian sikapnya, alangkah
lancangnya Front Pembela Islam (FPI), MUI, dan
Menteri Agama yang merasa punya hak untuk
mengambil alih wewenang Tuhan untuk mendaulat
diri mereka sebagai hakim atas orang-orang yang
dianggap murtad seperti terlihat dalam sikap mereka
terhadap jemaah Ahmadiyah. Di sinilah saya kira
umat Islam mesti memilih dalam bersikap, mau
mengikuti cara-cara FPI, MUI, dan Menteri Agama,
atau meneladani sikap Rasulullah.
Agustus 14, 2013 at 10:11 pm
Saya senang sekali ada Majelis Ulama Indonesia -banyak kok fatwanya yang bagus – wajar juga kalau ada yang nyleneh. Maklummanusia juga kan.Saya mencatat Ketua MUI 1 Prof Hamka tokoh Muhammadiyah di buku Tafsir Al Azharnya ke 3 ketika membahas surat Ali Imraon 55 – memproklamirkan KEMERDEKAAN AKIDAH TAUHID ISLAM dari borgol penjajahan dajjal yang di sebut Nabi Muhammad saw sebagai kaum KAFIR yang bisa membuat hujan harus turu- menghidupkan manusia yang seharus nya mati ketika diganti jantungnya- ginjalnya- dan itu cuma uraian Rasululalh saw tentang surat Al Khfi 4 juga 101. Kata slenknya dihapan para suku Padang pasir oleh Nabi saw – disebut sebagai MATANYA PECE SATU- karena cuma memikirkan kebesaran otaknya yang bisa bikin mereka menginjak bulan. Mereka lupa melihat KEBESARAN TUHAN – lalu mengatakan itu semua adalah kepintarannya sendiri. Mereka lupa siapa yang bikin otak yang begitu rumit. Lebih jauh Nabi Muhammad saw menjelaskan bahwa kekuasaan dajjal itu akan mencapai seluruh dunia – kecuali Mekah dan Medinah. Itulah gambaran perang Iraq – ketika kita diadu domba sehingga Amerika dan sekurunya berhasil difasilitasi oleh Arab Saudi melawan dan menghabisi Iraq.Tahun. 2013 Syria yang kisruh berdarah darah juga tanda yang disampaikan oleh Rasulullah saw sebagai akhir kematian dajjal. Mereka bukan mahluk pisik raksasa-tapi kaum Yahudi dan Nasrani yang menjadikan Tauhid kita kotor.
Mereka bilang ada 3Tuhan. NABI ISA ke 1 pembawa TAURAT dan hanya untuk Bani Israil saja (ALI IMRAN 49-50) anak tuhannya yang mereka bunuh disalib itu – lalu dihidupkan lagi – lalu dipromosikan – hebat ya dajjal ini , bisa mematikan – menghidupkan lalu menjadikan manusia sebagai tuhan yang menanggung dosa manusia lain – jadi Tuhan ke 3 sesudah ibunya – jadi Tuhan ke 2. Nah itu oleh Ketua MUI i Prof Hamka dikubur – dengan pernyataannya yang spektakuler – ISA SUDAH WAFAT !!!
Dengan hilangnya kuasa mayat Nabi Isa ke 1 itu- Maka umat Islam sekarang dengan bebas menatap masa depannya di era kebangkitan Islam ke 2 menjawab kemiskinan manusis yang mngenaskan diera globalisasi. 68 Sabda Rasulullah saw dalam buku yang ditulis oleh Mujaddid abad ke 9 Imam Jalaluddin Abdurrhman As Suyuthi -menjelaskan masa depan Umat Islam yang akan memekmurkan dunia. Begitu makmurnya sehingga Nabi Muhammad saw bersumpah : DEMI ALLAH yang jiwaku berada ditanganNYa … jadi hal ini pasti terjadi. .”Harta akan melimpah ruah sehingga tak ada seorangpun akan menerimanya lagi…peperangan hilang- keadilan akan tegak lagi. Nah itu syaratnya kata Rasulullah saw yang kita cintai bersama – hanya dengan membunuh dajjal – bukan orang tapi akidahnya – sistim ekonominya yang didasari riba bank- sex bebasnya – dan ketamakannya dalam memiskin kan orang lain dengan Bank Dunia- IMF nya.
Saya juga akan terus berterimakasih kepada MUI – ini yang paling dahsyat. Berdasarkan surat Az Zukhruf 57 – ” ISA CUMA MISAL-perumpamaan bukan Isa ke 1″- Difirmankan oleh Allah Yang MAHA ESA-Yang tidak punya anak dilangit-Al Akhlas 1-4 / – Nabi Isa ke 1 yang sudah dikubur oleh Allah swt dan ditegaskan oleh Ketua MUI Hamka diatas – maka firman Allah swt itu kini ditegaskan oleh KETUA MUI 2005-2015 yang Rais Am NU KH SAHAL MAHFUDH.
Dalam buku SOLUSI HUKUM ISLAM Kumpulan MUKTAMAR- MUNAS dan KONBES NAHDLATUL ULAMA dicetak oleh penerbit DIANTAMA SURABAYA – di REKOMENDASIKAN oleh PBNU – Editor Imam Ghazali Said tahun 26 Juli 2006- kata pengantarnya RAIS AM PBNU DR KH MA SAHAL MAHFUDH- dibuka dengan kata sambutan oleh oleh Ketua UMUM PBNU Hasyim Muzadi – bahwa NABI ISA ke 2 di Akhir Zaman – yang beragama ISLAM akan membangkitkan lagi umat Islam yang tidur dalam perpecahan sampai 73. Disatukan – dijadikan super power pembunuh global power dajjal dalam sistim kapitalisme – riba bank – sex bebas – menghalalkan segala cara- Caranya – dalam 68 sabda Rasulullah saw dan dinyatakan lagi dalam Keputusan MUKTAMAR NU 1928 yang diputuskan oleh Kiai Khos NU Hadratus Syeikh Hasyim As’ari- bahwa kedatangan Nabi Isa Akhir Zaman beragama Islam itu – yang berpangkat Nabi dan Rasul akan kembali membangkitkan ISLAM dengan melaksanakan dan menjalankan lagi dengan sempurna akidah Islam-Jadi jelas bukan ISA ke 1 -pembawa 3 tuhan – salib dan akidah adanya anak tuhan dilangit- yang sudah dikubur di bumi Al Mumiinuun 50- Untuk itulah beliau datang menyatukan umat Islam diseluruh muka bumi. Beliau disebutkan oleh Nabi Muhammad saw adalah IMAM MAHDI -Pemimpin Langit dengan bimbingan – pengawasan dan SK RESMI JIBRIL – Al Mu’minuun /21:73- Baihaqi – Ibnu Majah 2:134- Al Hakim 4:441.
Malaikat ini yang akan mengawasi semua langkah dan perkataanya – akan membunuhnya samapi mati kalau mebohongi umat dengan Wahyu yang diterimanya dari Allah swt- Al Haqqah 44-49 – Al An Am 93. Dan ini bisa dijadikan ukuran siapa Nabi benar itu . Contohnya th 1993 di Amerika Waco Texas – David Koresh yang mengaku ngaku sebagai Nabi Isa Akhir Zaman mati ternuh dalam keaadaan terbakar. Nabi benar tak mungkin terbunuh manusia – Nabi Muhammad saw 23 kali diperangi – untuk dibunuh dan ditumpas kaum musryik tak bisa dikalahkan manusia. Bersatunya manusia dalam Islam dengan BAIATkepada NABI MUHAMMAD SAW -Al FATH 10 & 18 – membuat Romawi – Persia tunduk- memakmurkan umat Islam . Kini menurut Rasulullah saw dan Muktamar NU 1928 – persatuan umat dibawah seorang Nabi beragama Islam yang dikontrol Jibril pasti akan membuat dunia di era globalisasi – menyaksikan lagi Islam menjadi RAHMATAN LIL ALAMIN – MAkemiskinan lenyap mernjadi kemakmuran tanpa ada lagi yang mau menrima sedekah harta benda – Bukhari 4/356- Muslim 2/189. diatas keadilan Islam – pasti dinikmati umat manusia ketika semua umat Islam kembali bersatu didalam jamaah Imam Mahdi – Nabi Isa Akhir Zaman ini melalui baiat – Ibnu Majah Kitabul Fitan bab Khurujil Mahdi – 2:1467- Mustadrak Al Hakim 4:463-464. Kok bisa ?
Allah swt menjamin barang siapa berada dijalan sirotol mustakim bersama NABI -Yaasiin 3&61- akan menjadi umat terbaik Ali Imran :110- benci kefasikan kemunkaran dan kedurhakaan Al Hujurat 7. Disucikan hatinya Al Baqarah :151- mampu berkorban harta bagi sesama Dijamin tak akan miskin karena meraih bonus surga dunia BAYAR 1 GRATIS 700X dari Allah Yang Maha Kaya ketika berinfak rutin setiap bulan sebagian harta yang dikaruniak Tuhan. kepadanya.